Minggu, 11 Oktober 2020

AVOmeter/Multitester

Bagian bagian AVOmeter/ Multimeter

Sebelum mempelajari bagaimana cara mengukur tegangan, arus maupun resistansi dengan multimeter lebih baik kita memahami dulu cara menggunakan multitester dengan benar sehingga tentunya harus tahu bagian bagian multimeter khususnya simbol atau tanda yang ada pada selector switch AVOmeter.



Simbol pada Multimeter Digital dan Analog

Setelah mengetahui bagian bagian pada AVOmeter maka kita juga harus tahu arti simbol serta penggunaan range selector switch pada alat ukur ini. Sebagai contoh dibawah ini kita menggunakan simbol dari sebuah avometer analog, tentunya pada avometer digital pun sama saja pasti akan mudah menemukan simbol serupa

Selector dengan tulisan ACV dan terdapat simbol sinus artinya jika avometer dipilih pada selector bagian ini maka siap digunakan untuk pengukuran tegangan dengan jenis gelombang AC yaitu misalnya pengukuran tegangan PLN, generator listrik, tegangan osilator dll

ACV sendiri adalah singkatan dari Alternating Current Voltage yang gelombang arusnya memang seperti sinusoidal.

Jika selector dipindahkan searah jarum jam maka tampilan selector akan menjadi seperti gambar di bawah ini dengan simbol pada range selector adalah simbol Omega atau biasa disebut Ohm yang merupakan satuan untuk resistansi atau hambatan listrik pada rangkaian.

Fungsi selector ini adalah untuk mengukur resistansi, mengukur baik buruknya transistor, menguji koneksi kabel dll..

Melanjutkan searah jarum jam maka kita akan menemukan selector dengan tulisan DCA disertai simbol garis dan garis putus putus, fungsi selector ini adalah untuk mengukur arus listrik searah sesuai dengan namanya Direct Current Ampere.

Umumnya kapasitas pengukuran arus untuk AVOmeter sangat kecil dibawah 250mA.

Dan yang terakhir adalah selector switch dengan tulisan DCV yang berfungsi jika kita akan mengukur tegangan DC / direct current atau sering disebut juga sebagai arus searah misalnya saja mengukur tegangan baterai kering, accumulator / aki motor ataupun mobil.

Bedakan dengan DCA karena memiliki simbol yang sama dengan selector untuk mengukur arus listrik.

Penggunaannya pun berbeda dengan DCA yang dipasang secara seri terhadap rangkaian yang akan diukur. Sedangkan pada selector DCV probe dipasang secara paralel.

Sedangkan pada AVOmeter digital ada 2 jenis jika dibedakan dari jenis selector yang dibedakan yaitu selector dengan pilihan range manual sama seperti gambar diatas dan ada juga multimeter auto range seperti contoh dibawah ini sehingga kita tidak perlu memilih range tegangan yang akan diukur karena sudah secara otomatis alat ukur tersebut menyesuaikan.



Cara Mengukur Tegangan dengan AVOmeter

Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa multimeter bisa digunakan untuk mengukur tegangan listrik baik itu tegangan AC maupun DC. Wajib diketahui untuk pengukuran tegangan maka probe avometer dipasang secara paralel terhadap rangkaian yang akan diukur.



Berikut ini contohnya dibawah sebuah avometer digital digunakan untuk mengukur sebuah baterai kotak dengan tegangan yang terukur 8.03 Volt DC. Pada beberapa AVOmeter digital yang tidak memiliki pilihan range besarnya tegangan yang akan diukur maka range diatur secara otomatis atau biasa disebut juga autorange.

Saat kita akan mengukur tegangan AC tidak masalah probe terbalik antara positif dan negatif nya karena tegangan bolak balik memang tidak ada polaritasnya sedangkan saat akan mengukur tegangan DC usahakan untuk membiasakan menempatkan probe merah (+) ke polaritas (+) baterai atau rangkaian, demikian juga dengan probe hitam untuk polaritas (-).

Kelebihan AVOmeter digital dalam pengukuran tegangan adalah tegangan tetap bisa terukur walaupun polaritas terbalik, perbedaan nya hanya pada tampilan angka menjadi minus. Bedakan dengan AVOmeter analog yang jika diberi polaritas terbalik maka jarum akan bergerak ke kiri dan sama sekali tidak terbaca tegangan yang diukur.

Biasakan saat akan mengukur tegangan yang belum kita ketahui berapa besarannya maka gunakan range yang paling besar supaya tidak merusak ke multimeter, dalam hal ini maka pilihlah tegangan 1000 V untuk selector DCV dan 750 V untuk selector ACV.

Cara Mengukur Arus dengan AVOmeter

Untuk mengukur arus pada sebuah rangkaian dengan menggunakan multimeter maka probe alat ukur harus ditempatkan secara seri terhadap rangkaian yang akan diukur, seperti disampaikan diatas selector diposisikan pada DCA / Direct Current Ampere.

Pada contoh dibawah perhatikan arah panah warna kuning menandakan arah majunya arus listrik pada rangkaian.



Pengertian arus adalah seberapa besar energi listrik yang mengalir pada sebuah rangkaian listrik dengan satuan pengukuran Ampere dan simbol A. Biasanya pada AVOmeter digital range pengukuran bisa sampai 10A sedangkan pada AVOmeter analog hanya sampai 250 mA saja.

Demikian halnya dengan pengukuran tegangan DC, pada pengukuran arus perlu diperhatikan probe positif dan negatif tidak boleh terbalik. Untuk lebih memudahkan probe merah (+) selalu dihubungkan dengan sumber arus listrik rangkaian kutub (+) juga seperti pada contoh gambar dengan sebuah bohlam kecil sebagai beban.



Pada AVOmeter baik analog maupun digital hanya bisa mengukur arus listrik DC / arus searah saja sedangkan untuk arus AC tidak bisa diukur dengan multimeter biasa. Biasanya untuk listrik AC dengan arus besar diukur dengan tang Ampere / Clamp meter.

Cara Mengukur Resistansi dengan AVOmeter

Untuk mengukur resistansi/ hambatan dengan menggunakan multimeter sangat mudah untuk dilakukan karena dalam penempatan probe positif dan negatif tidak perlu memperhatikan polaritas tetapi wajib diperhatikan saat pengukuran menggunakan multimeter analog/ type jarum harus dilakukan kalibrasi dahulu supaya hasil pengukuran valid.

Bagaimana cara melakukan kalibrasi avometer analog ? berikut dibawah ini tutorialnya

Pada saat probe merah dan hitam pada avometer di hubungkan maka jarum penunjuk akan bergerak ke sebelah kanan, pastikan jarum penunjuk menunjuk tepat ke angka 0 sebelah kanan, jika tidak tepat maka bisa diatur dengan menggunakan zero adjusment.



Kalibrasi zero adjustment ini wajib dilakukan setiap kita melakukan perubahan pada range avometer tersebut supaya hasil pengukuran ohm meter akurat.

Jika sudah dikalibrasi maka pengukuran bisa dilakukan, probe multimeter ditempatkan secara paralel terhadap komponen yang akan diukur seperti misalnya contoh dibawah ini mengukur resistansi sebuah resistor



Jika kita belum tahu berapa resistansi yang akan diukur maka pilihkan selector ohm meter ke posisi 100 K, pada posisi ini maka resistor dengan nilai hambatan 2 M Ohm (2000.000) pun masih bisa terbaca. 

Cara membaca micrometer sekrup

 Cara membaca micrometer sekrup

Mikrometer – Pada artikel kali ini saya akan memberikan informasi mengenai bagaimana cara membaca hasil pengukuran mikrometer sekrup. Namun sebelum jauh membahas hal tersebut lebih baik ketahui terlebih dahulu apa saja skala pada mikrometer tersebut.

Skala pada mikrometer dibagi dua jenis :

1. Skala Utama
Terdiri dari skala : 1, 2, 3, 4, 5 mm, dan seterusnya yang berada pada bagian atas. Dan nilai tengah : 1,5; 2,5; 3,5; 4,5; 5,5 mm, dan seterusnya yang berada dibagian bawah.

2. Skala Putar atau skala nonius
Terdiri atas skala 1 sampai dengan 50. Setiap skala putar atau skala nonius berputar mundur 1kali putaran maka skala utama bertambah 0,5 mm. Sehingga dari logika tersebut dapat diperoleh 1 skala putar = 1/100 mm = 0,01 mm


Cara membaca mikrometer sekrup

1. Yang pertama silahkan letakkan mikrometer sekrup satu arah sehingga bisa dilihat dengan jelas.

2. Baca skala utama dari mikrometer sekrup tersebut, dibagian atas garis menunjukkan angka bulat mm seperti 1 mm dan seterusnya, sedangkan pada garis skala bawah menunjukkan bilangan 0.5 mm.


Dari gambar diatas, garis skala atas menunjukan angka 5 mm dan garis skala bagian bawah menunjukan 0,5 mm, Jumlahkan kedua hasil diatas maka skala utama pada mikrometer diatas menunjukan angka 5,5 mm.

3. Selanjutnya baca skala nonius atau skala putarnya yaitu garis yang berada tepat segaris dengan garis pembagi pada skala utama. Pada gambar di atas, skala nonius menunjukan angka 30 dikalikan dengan 0,01 mm sehingga skala noniusnya menunjukan 0,30 mm.

4. Kemudian jumlahkan hasil pengukuran dari skala utama dengan hasil pengukuran dari skala nonius misalnya 5,5 mm + 0,3 mm = 5,8 mm.

Untuk lebih jelasnya silahkan lihat contoh soal dibawah ini :

Contoh 1
Lihat gambar dibawah ini!

d= Skala utama+ Skala nonius
Skala utama= 3,5 mm
Skala nonius= 20 x 0,01=0,2 mm
d= 3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm

Contoh 2
Lihat gambar dibawah ini!


d = Skala utama + Skala Nonius
Skala utama = 6,5 mm
Skala nonius = 9 x 0,01 =0,09 mm
d = 6,5 mm + 0,09 mm = 6,59 mm


Kamis, 24 September 2020

Cara Membaca Dial Indicator / Dial Gauge


 Dial Indicator

Dial gauge atau yang lebih sering disebut Dial Tester Indikator adalah sebuah alat pengukuran yang mirip menyeruai kompas.  Dial Gauge mempunyai ketelitian 0,01 mm yang biasanya dipasang pada Dial Tester Indikator ( DTI ) untuk mengukur :

a. Kebengkokkan poros
b. Run Out ( Kebalingan )
c. Backlas ( jarak sentuh pada roda gigi )

Selain dipasang pada Dial Tester Indikator ( DTI ), Dial Gauge juga dipasangkan pada Cylinder Bourgage yang berfungsi untuk mengukur diamter lubang silinder yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari :

a. Keausan
b. Keovalan
c. Ketirusan

Adapun cara pembacaannya sangat begitu gampang jika dibandingkan dengan alat - alat ukur yang lainnya. Adapun yang harus kamu ketahui yaitu :

1. 1 X putaran penuh pada jarum besar bernilai 100 strip  (1 strip nilainy 0,01 mm )
2.  1 Strip jarum kecil bernilai 1 mm

Atau 1 x putaran penuh jarum besar = 1 strip jarum kecil ( 1 mm )

Contoh pembacaan pada gambar dibawah ini 
- Jarum besar di strip ke 6 = 0,01 x 6 = 0,06 mm
- Jarum kecil di strip ke 3 = 1     x   3 = 3 mm

Jadi hasil pembacaannya yaitu = 0,06 + 3 mm = 3, 06 mm 



Kamis, 17 September 2020

Macam - Macam Specia Service Tools (SST)

Piston ring compressor

Fungsi : untuk memasang piston (yang sudah dipasangi ring piston) kedalam silinder mesin. Cara kerja SST ini adalah dengan mengincupkan ring piston sesuai diameter piston. Jadi saat piston dimasukan ke silinder, ring piston tidak mengganjal karena ring piston memiliki diameter lebih besar daripada silinder sehingga pasti mengganjal tanpa SST ini.

Piston ring expander

Fungsi : untuk melepas dan memasang ring piston pada piston.
Cara kerja SST ini seperti tang yang dapat merenggangkan ring piston sehingga ring piston bisa keluar dari alur ring piston pada piston dan bisa lepas dengan mudah.


Valve spring compressor

Fungsi : untuk melepas dan memasang katup mesin.
Cara kerja SST ini adalah dengan menekan pegas katup sehingga kita bisa melepas lock nut katup. Saat lock nut ini sudah terlepas maka katup dan pegas katup akan terlepas.

Oil filter remover

Fungsi : untuk melepas filter oli berjenis external oil filter.
Pada dasarnya, ada dua jenis filter oli. Ada filter oli dengan tabung didalam (tertanam pada blok silinder) dan kita hanya mengganti elemen filternya saja, ini biasa kita sebut internal oil filter.
Ada juga filter oli yang tabung beserta elemen filternya ada diluar, sehingga kalau ganti harus satu set dengan tabungnya. Filter jenis inilah yang memerlukan SST oil filter remover.
Pada dasarnya, SST ini digunakan untuk mencengkram tabung filter sehingga bisa diputar dengan lebih mudah.


Oil seal puller
Fungsi : untuk melepas seal oli pada beberapa komponen
Oil seal puller bekerja dengan mencongkel oil seal dari dudukannya, meski demikian bentuk SST ini disesuaikan agar saat mencongkel seal tidak berdampak pada kerusakan komponen lainnya.


Bearing cup puller

Fungsi : untuk menarik bantalan yang terpasang pada sebuah lubang.
SST ini bekerja dengan metode press yang dikendalikan dari putaran ulir, jadi untuk melepas bearing kita tinggal memutar tuas bagian atas.


Universal puller
Fungsi : untuk melepas atau memasang bantalan/bearing secara universal.
Pada dasarnya alat ini sama seperti yang diatas tapi sifatnya lebih universal atau bisa dipakai pada segala jenis bantalan.

Bearing puller atachment


Fungsi : untuk melepaskan bearing yang yang posisinya berada didalam poros (bukan didalam lubang)
Cara kerja alat ini adalah dengan mencongkel bagian pangkal bearing, sehingga apabila bearing sedikit bergerak maka bearing bisa lebih mudah dilepas. alat ini biasa digunakan untuk melepas bearing pada poros transmisi yang memang keras untuk dilepas.


Sliding hammer

Fungsi : untuk menarik komponen dengan beban yang besar
Umumnya, sliding hammer digunakan untuk melepas komponen kaki-kaki yang sudah gancet atau melekat cukup lengket meski semua baut.mur sudah dilepas.

Cara kerjanya, dengan memberikan barbel pada sebuah poros dimana poros ini dihubungkan pada komponen yang akan dilepas. beban pada barbel memiliki gaya yang besar untuk menarik komponen.

Disc brake piston tool



Fungsi : untuk menekan piston pada caliper rem cakram supaya kembali merenggang.
Saat kita akan mengganti kampas rem, biasanya posisi piston pada kaliper rem lebih keluar. Kalaupun langsung dipasang dengan kampas rem baru, sudah pasti tidak akan masuk karena celahnya sangat sempit sehingga piston perlu dimasukan kembali.
SST ini dipakai untuk mengepress piston agar kembali rata dengan kaliper rem sehingga kaliper rem bisa dipasang dengan mudah.

Coil spring compressor
Fungsi : untuk menekan coil spring agar kita bisa dengan mudah melepas upper holder shockbreaker
Tanpa SST ini, kita akan kesulitan saat melepas upper holder shockbreaker karena ada tekanan dari coil spring.
Dengan SST ini, kita bisa meniadakan tekanan dari spring sehingga bisa dengan mudah melepas upper holder shockbreaker.


Ball joint separator
Fungsi : untuk melepas ball joint dari steering knuckle
SST ini mirip penjepit jemuran, cara kerjanya dengan menekan baut ball joint dengan bantalannya adalah knuckle. Cara ini lebih aman daripada cara konvensional dengan memukul bagian steering knucklenya.


Tie rod remover
Fungsi : untuk melepas tie rod end
Alat ini cara kerjanya hampir sama dengan ball joint separator tapi dengan jangkauan lebih besar. Hal ini dikarenakan panjang ball joint pada tie rod end juga kadang lebih panjang.


Differential flange holder


Fungsi : menahan flange pinion agar tidak diputar saat dilepas
Flange pinion yang ada pada input differential ini harus ditahan saat akan dilepas, untuk menahannya kita menggunakan flange holder yaitu berupa tuas dengan ujung dibaut ke flange sehingga kita bisa menahan flange pinion dengan SST tersebut.

Selasa, 15 September 2020

Cara Membaca Jangka Sorong / Vernier Caliper

 Jangka Sorong / Vernier Caliper



Berikut adalah cara membaca jangka sorong dengan ketelitian 0,05 dan 0,02 mm

Bagi para teknik mesin atau buat engineering pasti tidak aneh dengan  namanya jangka sorong atau vernier caliper, namun banyak orang engineer atau teknik  mesin merasa kesulitan dalam cara membaca jangka sorong atau vernier caliper, disini  akan dibahas cara membaca jangka sorong atau vernier caliper,


jangka sorong atau vernier caliper, merupakan sebuah alat ukur yang bisa  digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, ketebalan dan  kedalaman celah, dengan tingkat ketelitian sampai dengan 0,05 mm (dimana  jumlah strip  pada skala slider ada 20 strip, sehingga 1 mm : 20 = 0,05  mm).

Bagian - bagian jangka sorong

1. Out side jaws = mengukur bagian luar
2. Inside Jaws mengukur bagian dalam
3. Dept bar mengukur kedalaman
4. Step mengukur ketinggian
5. Skala Utama Skala dalam menunjukan nilai angka Nominal
6. Skala Vernier : skala geser menunjukan angka desimal menambah ketelitian hasil ukur

Ketelitian Jangka Sorong
1. Ketelitian 0,02mm : skala Vernier terbagi 50 ruas
2. Ketelitian 0,05mm : skala Vernier terbagi 20 ruas
3. ketelitian 1/128inch : skala vernier terbagi 8 ruas satuan yg dipakai Inch (bagian atas)
Cara Pembacaan Jangka Sorong

1.  baca skala utama dengan membaca garis angka nol skala vernier terletak  pada ruas atau garis ke berapa di skala utama ini akan menunjukan angka  nominal
2. Baca skala vernier dengan membaca garis ke berapa dari  skala vernier yang paling lurus dengan garis sekala utama, ini akan  menunjukan Angka desimal
3 menjumlahkan angka nominal dan angka desimal





Semoga Bermanfaat untuk yang membaca ^-^


ALAT UKUR MEKANIK

1. Penggaris (Mistar Baja)

Mistar baja digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tinggi, atau kedalaman suatu benda. Mistar baja memiliki tingkat ketelitian hingga 0,5 mm atau 1 mm. Panjang mistar baja bervariasi, ada yang memiliki panjang 300 mm atau 30 cm dan 500 mm atau 50 cm.

2. Meteran

Penggaris gulung memiliki fungsi seperti mistar baja, yaitu untuk mengukur panjang benda. Hanya saja bahannya terbuat dari pita baja yang digulung. Penggaris gulung memiliki beberapa ukuran, ada yang berukuran 2000 mm atau 2 m, 5000 mm atau 5 m, bahkan sampai 15000 atau 15 m.

3. Busur Derajat

Busur derajat juga disebut protractor memiliki fungsi untuk mengukur atau memeriksa sudut suatu benda.Alat ini memiliki bentuk setengah lingkaran dan dilengkapi dengan potongan logam lurus dan panjang yang dihubungkan pada bagian setengah lingkaran, dapat digunakan untuk mengukur sudut benda.

4. Vernier Caliper / Jangka Sorong

Vernier caliper atau biasa disebut jangka sorong digunakan untuk mengukur tebal atau lebar suatu benda dengan ketelitian mencapai satu per seratus milimeter. Jangka sorong memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius atau skala Vernier.

5. Inside Caliper

Inside caliper digunakan untuk mengukur diameter dalam, memeriksa permukaan dalam benda apakah sejajar atau tidak, dan mengukur dimensi dalam. Inside caliper dilengkapi dengan dua kaki yang terhubung dengan spring pivot point dan sekrup penyetel sebagai penahan kedua kakinya agar tidak bergeser.

6. Outside Caliper



Alat ukur mekanik selanjutnya yaitu outside caliper yang digunakan untuk mengukur diameter luar, memeriksa permukaan luar benda apakah sejajar atau tidak, dan mengukur dimensi luar.Sebagai pengukur, outside caliper memiliki dua kaki, serta titik putar pegas (spring pivot point) dan sekrup penyetel (adjustment screw).

7. Depth Gauge

Depth gauge digunakan untuk mengukur kedalaman suatu lubang, memiliki komponen baja kecil yang memiliki skala utama dan skala Vernier.


8. Valve Spring Tester

Valve spring tester digunakan untuk mengetahui tingkat elastisitas suatu pegas. Saat ini valve spring tester tidak hanya berbentuk analog, namun diproduksi dalam bentuk digital.

9. Feeler Gauge

Feeler gauge digunakan untuk mengukur celah antar komponen serta memeriksa keausan antar komponen. Para engineer umumnya menggunakan alat ini untuk mengukur lebar gap. Penggunaan alat dengan bahan steel ini umumnya banyak ditemui di dunia industri, pabrik bahkan bengkel.


10. Outside Micrometer (Mikrometer Luar)

Alat satu ini digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Alat ini nyatanya memiliki ketelitian lebih tinggi dibandingkan jangka sorong, yaitu mencapai 0,01 mm sampai 0,001 mm. Beberapa komponen pada outside micrometer antara lain frame, anvil, spindle, lock, sleeve, thimble, dan racket stopper/ratchet knop.

11. Inside Micrometer (Mikrometer Dalam)

Inside micrometer digunakan untuk mengukur diameter dalam suatu benda, memiliki tingkat ketelitian mencapai 0,01 mm hingga 0,001 mm. Sama seperti outside micrometer, alat ini juga terdiri atas beberapa komponen yaitu spindle, spacer, spindle lock screw, sleeve, dan timble.


12. Dial Indicator / Dial gauge

Dial Gauge juga dikenal dengan nama lain Dial Indicator. Dimana alat ini befungsi untuk mengukur kerataan permukaan bidang datar, kebulatan sebuah poros dan kerataan permukaan dinding silinder. Alat ini juga merupakan alat ukur dengan skala pengukuran yang sangat kecil.